Pandemi covid-19 telah berimbas pada hampir semua sektor di dunia, termasuk sepak bola dan Piala Euro 2020. Seluruh pertandingan sepak bola di dunia mengalami kekacauan akibat virus pernapasan tersebut. Banyak liga yang ditunda hingga mengakibatkan kerugian besar pada klub.
Selain menyebabkan tertundanya berbagai liga, virus corona juga menginfeksi banyak pemain dan staf. Akibatnya banyak klub yang menerapkan karantina dan meminta perpanjangan penundaan liga. Sebab pemain yang terinfeksi virus tidak dapat merumput di lapangan.
Liga besar terdampak oleh virus asal China ini adalah Piala EURO 2020. Berbeda dengan liga domestik yang tertunda selama beberapa bulan saja, Pial EURO harus mundur hingga satu tahun ke depan. Tidak hanya UEFA, penundaan ini menyebabkan kerugian yang berarti di berbagai pihak.
Penangguhan liga – liga domestik dan dilarangnya penonton dalam pertandingan sepak bola membuat klub kehilangan pemasukan. Tanpa ada liga, tidak memperoleh pemasukan dari hak siar atau broadcasting royalty. Meski tidak mempunyai pemasukan, klub bertanggung jawab untuk memberi gaji pemain dan para staf.
Bila hal tersebut terus berlanjut maka harus dilakukan negosiasi mengenai pemotongan gaji bagi para pemain. Hal ini tentu merugikan para pemain sepak bola. Namun sepertinya tidak ada pilihan lain yang bisa membantu finansial klub sepak bola di masa pandemi yang tidak segera pergi.
Meskipun para pemain dan staf setuju mengenai pemotongan gaji, hal tersebut tetap menyisakan kerugian. Sebab tidak memiliki pemasukan. Kerugian yang terus berlanjut berpotensi membuat klub menghadapi kebangkrutan.
Corona juga berimbas pada pemain dengan kontrak habis sebelum pelaksanaan Piala EURO 2020. Klub akan menghadapi kebingungan karena orang yang dipersiapkan untuk mengikuti Piala EURO justru habis kontrak sebelum pertandingan dimulai. Klub harus memikirkan cara mengatasi kontrak yang habis sebelum Piala EURO 2020.
Habisnya masa kontrak juga menyebabkan pemain menghadapi masalah baru. Apabila tidak ada klub yang membeli pesepak bola tersebut, kemungkinan akan menjadi pengangguran. Hal ini mengancam karir mereka. Terlebih, pesepak bola yang masih berusia muda.
Ada Juga Kerugian Karena Di Tundanya Piala Euro
Penundaan Piala EURO 2020 hingga satu tahun telah menyebabkan banyak klub mengalami kerugian. Hilangnya pemasukan, habisnya kontrak pemain dan pemotongan gaji membuat klub harus mengurus keuangan dengan cermat. Selain itu juga harus mempersiapkan pesepak bola yang tampil dalam Piala Euro 2020.
Meski banyak kerugian yang harus dialami berbagai pihak karena penundaan EURO 2020, terdapat juga dampak positifnya. Pertama, stabilnya harga pemain di bursa transfer Eropa. Sebelumnya, banyak pesepak bola dari klub kecil membidik klub besar yang mampu memberi gaji tinggi.
Hal tersebut membuat klub kecil terpuruk karena kehilangan pemainnya. Namun, setelah adanya wabah covid-19, hampir setiap klub mencoba melakukan pemotongan gaji terhadap para anggotanya. Hal ini akan membuat para pesepak bola memiliki harga transfer yang stabil.
Sebab, apabila pemain berharga mahal, tidak ada klub yang mampu membelinya karena kesulitan finansial. Harga transfer pesepak bola menjadi stabil. Selain kestabilan harga, corona dan penundaan Piala Euro akan membuat pemain cedera memiliki waktu pemulihan sebelum mengikuti kompetisi.
Selain pemain cidera, ada juga pemain terjangkit virus corona. Setelah penundaan Piala 2020. Para pesepak bola yang cedera dapat semakin fokus pada proses penyembuhan cederanya dan menumbuhkan semangat juang, Begitu juga dengan mereka yang terpapar virus corona dapat fokus pada kesembuhannya.
Penangguhan Piala EURO menyebabkan banyak kerugian dalam dunia sepak bola Eropa. tidak adanya pemasukan hingga habisnya kontrak pemain. Meski begitu, penundaan kompetisi ini juga menimbulkan dampak positif seperti stabilnya harga pemain dan kesembuhan pemain cedera.